1. Definisi Abstraksi


Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran untuk sampai pada konsep yang bersifat universal. proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari obyek dan membentuk konsep universal.

Beberapa Pengertian Khusus Abstaksi:
1. Sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara langsung atau konkret.
2. Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu kualitas, atau relasi atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai ide dari keseluruhan itu.
3. Dalam logika tradisional: proses menghasilkan konsep universal dari obyek partikular. Misalnya konsep "manusia" diangkat dari pria dan wanita yang merupakan obyek partikular.
4. Aspek atau benruk kognisi yang secara mental menyendirikan ciri-ciri obyek itu dari yang lain. Baik proses maupun hasil dari penyendirian tersebut disebut abstraksi.



Abstraksi adalah
Merupakan uraian singkat tetapi lengkap yang dimuali dengan judul, permasalahan pendekatan terhadap masalah landsan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan rekomendasi. Abstrak ini cukup 1 halaman diketik 1 spasi.

Abstrak.
-  Tidak tampak secara fisik. Sering juga diartikan intisari, atau ringkasan.
- Kadangkala diartikan sebagau sebuah ringkasan dari pengetahuan mengenai proses informasi dan perpustakaan, seringkali terdiri dari satu paragraf, pada awal suatu dokumen, misalnya dalam penulisan ilmiah.




Jenis Abtsrak

BERDASARKAN SIFATNYA:
      
ABSTRAK DESKRIPTIF
Abtsrak yang mendeskripsikan pustaka dan merefleksikan isi pustaka secara detail.

ABSTRAK INFORMATIF
Abstrak yang memberikan pemahaman mengenai sesuatu atau konseptualisasi masalah/subyek yang diberitakan/diwartakan secara menyeluruh, tetapi singkat.

BERDASARKAN PENYUSUNNYA

AUTHOR PREPARED ABSTRACT          
Abstrak yang disusun dan disiapkan oleh penulis abstrak itu sendiri.

SUBJECT EXPERT ABSTRACT
Abstrak yang disusun oleh abstraktor atau seseorang yang bekerja atau memiliki
keahlian profesi menyusun abstrak

BERDASARKAN BENTUKNYA:
·         TELEGRAPHIC ABSTRACT
·         STATISTICAL (TABULAR) ABSTRACT
·         PROFESSIONAL ABSTRACT

CARA MENYUSUN ABSTRAK
1. Penyusun hanya menyarikan tulisan, tidak memberikan komentar ataupun analisis terhadap isi karya
2. Berisi hal-hal pokok isi tulisan
3.  Berbentuk essay bukan pointers
4.  Menggunakan kalimat aktif
5. Tidak menggunakan kata-kata yang bersifat sebagai pelengkap informasi
6.  Terdiri dari satu alinea
7.  Jarak ketik dua spasi
8.  Maksimum 250 kata (1,5 halaman kuarto)
9.  Untuk abstrak yang tidak melekat pada karya asli, terdiri dari :
n  Data bibliografis
n  Isi
n  Nama abstractor
10.Abstrak skripsi/tesis/disertasi/lappen berisi:
n  Pokok permasalahan dan tujuan  penelitian
n  Metode penelitian
n  Hasil (temuan) penelitian
n  Kesimpulan penulis karya asli





ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH
TULIS:
n  NAMA PENULIS ARTIKEL
n  JUDUL ARTIKEL
n  JUDUL, NO. MAJALAH, BULAN DAN TAHUN TERBIT, JUMLAH HALAMAN
n  ISI ABSTRAK
n  NAMA PENGABSTRAK

ABSTRAK LAPORAN PENELITIAN/SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
TULIS:
l  NAMA PENULIS
l  JUDUL
l  TAHUN DAN JUMLAH HALAMAN
l  ISI ABSTRAK MEMUAT POKOK PERMASALAHAN, TUJUAN DAN METODE PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, SIMPULAN
l  NAMA PENGABSTRAK

ABSTRAK PERATURAN
TULIS:
u JUDUL, NOMOR DAN TAHUN PERATURAN
u ISI PERATURAN MEMUAT LANDASAN FILOSOFIS DIKELUARKANNYA PERATURAN, DASAR HUKUM, ISI PERATURAN
u CATATAN
u NAMA PENGABSTRAK

TEKNIK PENULISAN
         JARAK KETIK 1 SPASI
         MAKSIMAL 250 KATA
         GUNAKAN KALIMAT AKTIF
         BUANG KALIMAT YANG SIFATNYA MEMBERIKAN KETERANGAN PELENGKAP

TIMBANGANBUKU (BOOK REVIEW)
u KEGUNAAN :
u Membantu pembaca untuk mengetahui isi sebuah buku sehingga dapat menentukan apakah buku tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan dan perlu dibaca atau tidak.

PEDOMAN PENYUSUNAN
1.  Menguraikan secara singkat isi buku
2.  Mengulas kelebihan dan kelemahan buku
     dari sudut:
     a.     isi
     b.    sistematika
     c.     bahasa
     d.    tata letak
     e.     perwajahan (cover)
     f.     kualitas kertas, dsb.

2.  Daftar Pustaka

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.
Daftar pustaka juga bisa didefinisikan sebagai halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis).

1.    Jenis-jenis Daftar Pustaka :
a.    Kelompok Textbook
-    Penulisan Perorangan.
-    Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
-    Buku yang ditulis atau dibuat oleh lembaga.
-    Buku terjemahan.
b.    Kelompok Jurnal
-    Artikrl yang disusun oleh penulis.
-    Artikel yang disusun oleh lembaga.
-    Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium.
c.    Kelompok disertasi / tesis.
d.    Kelompok makalah / Informasi Internet

2.    Cara Penggunaan Daftar Pustaka.
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).

Cara penulisan Daftar Pustaka sbb:
a.    Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan.
b.    Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c.    Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d.    Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
e.    Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a.    Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
Nama Pengarang - Tanggal revisi terakhhir - Judul Makalah - Media yang memua t- URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file -Tanggal akses.
b.    Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
-    Artikel jurnal dari internet:  Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring.
-    Artikel umum dari internet dengan nama:
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.
-    Artikel umum dari internet tanpa nama:
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.


3.    Fungsi Daftar Pustaka.
Fungsinya melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
Sumber : 
http://umcrifai.blogspot.com/2011/04/definisi-abstraksi.html
http://adifirmansyah92.blogspot.com/2013/10/tugas-softskill-bahasa-indonesia-13.html

1. Alinea

  • -          Pengertian Alinea

Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
  • -          Macam-macam Alinea

Setelah pada blog sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Alinea, sekarang saya akan menjelaskan tentang macam-macam dari alinea tersebut.

Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :

1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

3 bagian tersebut sangatlah penting untuk membuat pembaca agar tertarik membaca hingga sampai pada bagian akhir. Karena jika bagiannya saja tidak sesuai pastinya pembaca akan menjadi kurang tertarik untuk membaca.

  • -          Syarat-Syarat Pembentukan Alinea


Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :

1.    Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2.    Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3.    Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4.    Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

  • -           Macam dan Cara Menempatkan Kalimat Topik


Ada empat jenis kesalahan yang sering ditemukan dalam merumuskan kalimat topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang berupa pernyataan topik atau masalah yang akan dibicarakan. Pertama, Rumusan itu berujud pengumuman tentang masalah yang dibahas dalam paragraf. Contoh rumusan ini tampak seperti di bawah ini.
(1) Di bawah ini dibahas penyebab demoralisasi.
(2) Pada bagian ini akan dibicarakan gelombang kriminal di lota besar.
(3) Generasi bayi tabung merupakan pokok masalah yang akan disajikan pada bagian ini.
(4) Bagian ini menguraikan masalah debirokratisasi di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh kalimat di atas merupakan contoh yang berupa pernyataan topik. Kalimat topik semacam itu hendaknya diubah dengan memberi pembatas yang sesuai. Kalimat topik yang demikian tidak banyak membantu dalam memilih kalimat penjelas.

Kedua, kalimat topik terlalu luas.Kalimat topik yang luas itu sangat cocok sebagai rumusan tesis sebuah karangan. Rumusan kalimat topik paragraf yang terlalu luas akan mempersulit dalam mempertahankan keutuhan paragraf. Selain itu, kalimat topik yang demikian itu juga mempersulit dalam mencari ide penjelasnya, karena memerlukan penjelas yang tidak sedikit. Contoh rumusan kalimat topik yang terlalu luas itu dapat dilihat di bawah ini.
(1) Kriminal merupakan masalah utama di kota besar.
(2) Generasi bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
(3) Orang tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
(4) Pembaharuan politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
Rumusan kalimat topik seperti di atas terlalu luas bila untuk menulis paragraf. Rumusan kalimat itu sangat cocok untuk menulis karangan besar, misalnya buku atau artikel. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu hendaknya dihindari dalam paragraf.

Ketiga, rumusan kalimat topik terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu sempit tidak memberi kesempatan untuk memberi ruang gerak dalam memilih ide penjelas. Akibatnya, tidak ada ide penjelas yang dapat mendukung ide pokoknya. Kalimat topik itu akan berdiri sendiri tanpa kalimat pendukung. Kalimat topik yang demikian itu sering dikatakan berakhir dengan kematian. Artinya, kalimat topik itu sudah tidak mungkin diterangkan lagi. Rumusan kalimat topik yang sempit itu seperti contoh di bawah ini.
(1) Orang tuaku hanya mempunyai seorang anak.
(2) Baju yang kupakai merah muda.
(3) Kucingku berwarna hitam.
(4) Aku kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
Rumusan kalimat topik yang demikian itu termasuk rumusan yang terlalu sempit. Kalimat topik yang demikian itu terlalu khusus, sehingga tidak ada penjelas yang perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu harus dihindari, agar paragraf tidak berakhir dengan kematian penjelas.

Keempat, rumusan kalimat topik kabur. Rumusan yang kabur dapat menimbulkan bermacam-macam tafsiran makna. Rumusan kalimat topik yang kabur biasanya menampilkan dua hal atau lebih yang bertentangan (kontroversial). Karena bertentangan itulah rumusan itu dapat menimbulkan berbagai masalah. Contoh rumusan yang demikian itu dapat diperiksa di bawah ini.
(1) Bayi tabung mempunyai banyak keuntungan, tetapi dapat mendatangkan banyak masalah.
(2) Orang tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak mengharapkannya.
(3) Pencurian sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.



2. Perkembangan Alinea

  • -          Pengembangan Alinea


a.         Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.

b.         Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

c.         Metode Contoh
     Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

d.         Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

e.         Metode Perbandingan
Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.

f.          Metode Klasifikasi:
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.

g.         Metode Pembanding/Kontras
     Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.

3. Artikel dan Ide Pokok
 




1. KATA DAN PILIHAN KATA

A. Pengertian Kata


          Kata pada dasarnya merupakan lambang dari suatu objek, pengertian, atau konsep. Hubungan kata sebagai lambang dengan objek, makna, atau konsep, dapat digambarkan melelui segitiga berikut.

REFERENSI 
    LAMBANG                                          REFEREN (ACUAN)

    Gambaran atau pengertian yang timbul oleh kata tersebut disebut dengan referensi. Untuk mempresentasikan referensi tersebut digunakan lambang atau kata. Sedangkan acuannya atau benda/konsep yang didukungnya disebut dengan referen atau acuan.


          Seseorang yang menguasai banyak kosa kata dapat menyampaikan gagasannya dengan baik. Namun, akan lebih baik jika dalam mengungkapkan gagasannya, ia dapat memilih  atau menempatkan kata secara tepat dan sesuai. Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut dapat dengan tepat ada pada majinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata yang dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki daftar kata. Persoalan ketepatan pilihan kata dari daftar kata itu akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.


B. Imbuhan Dalam Bahasa Asing & Upaya Pengindonesiaan

        Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.

Kopetensi yang harus dimiliki siswa

1. Siswa dapat menentukan jenis Imbuhan Asing.

Contoh perintah soal : Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ?


2. Siswa dapat menentukan arti imbuhan asing.

Contoh perintah soal :

a. Nosi (arti ) imbuhan asing pada kalimat berikut adalah….

b. Imbuhan asing yang berarti ………….(misal intesitas) terdapat dalam kalimat.


3. Siswa dapat menggunakan ibuhan asing dengan tepat.

Contoh perintah soal :

a. Penggunaan imbuhan asing “isme yang tepat adalah….

b. Penggunaan imbuhan asing yg tepat terdapat dalam kalimat…


Macam-macam Imbuhan Asing dan maknanya

a. Imbuhan asing dari bahasa Daerah

(1) Awalan tak = tidak

Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.

(2) Awalan serba = seluruhnya/semuanya

Contoh: serba merah, serba susah,dsb.

(3) Awalan tuna = kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad.

Contoh: tuna karya, tuna wisma, tuna susila, dsb.


b. Imbuhan asing dari bahasa Sanskerta

1. Bentuk awalan sebagai berikut:

Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan

dwi = dua, dsb

Contoh:

(a). Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.

(b). Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan.


2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing (wan, -man, -wati,i, iah ,isasi, isme, isasi)

Nosi atau arti :

1. Menyatakan orang yang ahli

Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.

2. Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu

Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan

3. Orang yang memiliki sifat khusus

Misalnya : hartawan dan dermawan

4. Menyatakan jenis kelamin

5. Menyatakan sifat contoh alami, badani, insani, hewani, artinya

menyatakan ‘

6. Menyatakan bersifat bersifat, duniawi, manusiawi, dan surgawi,

Dalam mempelajari Imbuhan ini sebagian siswa belajar dengan cara menghafal arti maupun fungsinya . Perhatikan cara mencari fungsi imbuhan dan arti imbuhan berikut.


Cara Mencari Arti Imbuhan

Pemerintah sedang menggalakkan program komputerisasi di perkantoran.

Kata computer mendapat imbuhan isasi

Apa nosi /arti isasi pada kata komputerisasi ?

Jawab :

Menyatakan proses.

Pemerintah sedang menggalakkan program computer…… di perkantoran.

Sebenarnya arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita mencari sinonim dari imbuhan tersebut. Coba kamu cari kata yg tepat untuk mengisi titik-titik itu. (itulah arti imbuhannya) Bahkan jika soal adalah pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu persatu dari jawaban ke titik-titik itu. NIscaya anda akan menemukan sinonimnya.

Pengecualian Imbuhan.

Sejarah + wan = sejarawan — bukan sejahwan

Rohani + iah = rohaniah —- bukan rohaniiah

Sejarah di akhiri konsonan “h” dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan “w”

Rohani di akhiri vocal “i”dan mendapat imbuhan yang diawali vocal “i”

Jadi jika huruf akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.


C. Hubungan Makna Kata

1. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:Siuman=sadar,datang=tiba=sampai

2. Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.Hubungan makna kata satu
dengan yang lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat)
Pakaian Superordinat(hipernim)
Baju Celana Kaos Subordinat(hiponim) 

3. Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh :Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar

4. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna tersebut masih
terdapat hubungan makna:
Contoh :Anak saya sakit(keturunan)
Ia anak buahku(bawaan)
Hati-hati,anak tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)

5. Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:besar-kecil,atas-bawah,siang-malam

Antonim dibedakan menjadi:

a.Antonim kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.


2. KALIMAT EFEKTIF

A. Pengertian Kalimat Efektif


          Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

B. Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif


Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.

Syarat-syarat pembentukan Alinea :

1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :

a. Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

-Kalimat Utama

Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh kalimat penjelas.

-Kalimat Penjelas

Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.

·         Jenis-jenis alinea berdasarkan letak ide pokok

Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:

a.Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b.Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c.Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
f.Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang menunjukan

kalimat utama antara lain sebagai berikut:

~ Sebagai kesimpulan……, ~ Dengan demikian……,
~ Yang penting………., ~ Intinya………,
~ Jadi………., ~ Pokoknya………,

Berikut adalah macam macam paragraf menurut letak kalimat utamanya

Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara lain sebagai berikut:

A.Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

Satu satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor sektor di bidang pertanian. Misalnya,perikanan masih meningkat cukup mengesankan,yaitu 6,65 persen;demikian pula perkebunan ,yang meningkat 6,46 persen.Secara Umum,konstribusi dar sektor sektor pertanian terhadap produk domestik bruto(PDB)meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal selama 30 tahun terakhir,pangsa sektor pertanian meroso dara tahun ke tahun.

B.Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian.Kemudian dari fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.

Contoh:

Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri,shin-chan tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak anak.Protes pun bermunculan.Ruang surat pembaca di koran koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu.Umunya surat itu datang dari kalangan ibu.Menurut mereka dalam suratnya,kelakuan shin-chan diikuti oleh anak anak. Shin-chan,dimata para orang tua di indonesia,adalah setan kecil penebar virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa Shin-chan merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya.Karena dalam paragraf tersebut dikatakan bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.

C. Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

Contoh:

Saya berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada sektor agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi,yang over valued harus dihindari.Memang,krisis ekonomi yang sedang berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal ini,pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya.Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri industri yang mampu survive pada nilai tukat yang ada dengan agrobisnis.Bagi sektor Agrobisnis,semakin melemah rupiah asal stabil.akan semakin baik.

C. Contoh Kalimat


1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
6. Keparalelan atau Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

PLay Music plzz!

Copyright 2010 Ibnu Andrian
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger